Postingan

"Kehidupan & Kebahagiaan"

  Oleh: ALR. J.  Bhakti, 12 Agustus 2020 Tak semua keinginan hati harus kau turuti Tak semua luka di hati harus kau ratapi Ada keinginan ada juga yang lebih di butuhkan Ada pula, luka di hati  dan ada juga yang harus terobati. Sudut pandang yang lelah memahami keadaan Membuat mu terlihat bodoh, Walaupun kau lebih tua dari sisi usia.  Sudut pandang yang memanjakan hati membuat  Seorang rentan sakit hati, Bukan malah mendewasakan diri. Setiap berjalannya hari, Selalu ada yang datang dan pergi.  Setiap berjalannya waktu, Selalu ada yang singgah atau hanya menatap sesaat bahkan setiap menitnya selalu ada penghianatan & permusuhan. Jangan terlalu terlenakan dengan keadaan.  Yang membuat mu terluka pada akhirnya. Jangan terlena karna masih ada untuk mu. Yang pada akhirnya pergi dan lantas dgn tegas kau seolah menyalahkan dunia yang seolah begitu kejam terhadap mu. SadariLah Harapan mu yang berlebihan itu salah. Sadarilah Kepercayaan mu yang berle...

"DIAM & MEMBISU"

Oleh: ALR Talang Buluh, 13 Feb 2021 Di kepala mu ada mendung yg sedang kau bendung. Di hati ku ada dongkol yang sedang ku tangkal.  Kita bersdua ialah dua orang yang sedang menahan agar terhubung Agar tak menjadi lagi urung. Aku terbisu dalam tunduk ku dan Kau terdiam dalam pilu mu. Yang tersisa satu-satunya tinggalah sepi yang ada di sisih. Sepi Seolah ia Berkata, Semoga semua kembali baik-baik saja. Ku tertunduk & tersenyum tanpa harap. Karna telah bosan Terulang & terus terulang. Seperti semestinya dahulu. Kau tak menghentikan datang ku & kau pula tak menutup ketuk ku. Seperti akhirnya pula. Aku tak menghalau pergi mu & Kau juga tak menghentikan langkah ku Aku ialah pejalan. Bila kau mau, Mari duduk di sisih ku. Aku ialah petualang. Bila kau ingin, Mari segera beranjak menyiapkan lajunya. Lain dari hal itu, Bila tak mampu lagi mari saling mengizinkan untuk menyudahi rangkaian Impian & biarkan menjadi mimpi penghias dalam tidur saja. Tanpa harus men...

DUA INSAN

       Oleh: ALR. Lebah Nakar, 12-April-2021 Kau & aku ialah dua insan yang bersebrangan. Yang seharusnya bisa ngobrol sambil bertatap muka, Namun memlih chat lewat WA saja. Duh alangkah lucunya. . . Kau & aku ialah dua insan yang sempat saling terbungkam. Akan tetapi entah Waktu atau Takdir tak lagi menikam. Malah kembali mempertemukan. Kau & aku ialah dua insan yang sama. Bersajak dan bercerita dgn kata tapi melupakan rasa. Kau kaca yang pernah remuk & aku hati yang berkecamuk. Kau & aku ialah dua insan yang sama. yang sama pernah SERIUS tapi menjadi TERHUNUS. Sama pernah terpatahkan oleh rasa dgn sedemikian rupa SADISnya...!!! Harapan & Ketukan pintu masih terasa hambar dan hampa rasanya. Kau dan aku layaknya dua insan yang menjelma dua tetes air hujan yg turun di bumi yang begitu gersang. Namun masih mencari cela di mana tetesan itu mengalir pada satu muara atau sungai agar mampu tetap hidup atau terbuka kembali.

“DEWASALAH”

“ DEWASALAH” Oleh: ALR Mengemban luka dalam lisan ialah kebenaran Saat orang bertanya bukan memberi solusi Mengemban luka dengan membuka cerita malah tercaci Saat orang yang di ajak berbicara bukanlah solusi. Ada banyak batas kota dan desa yang telah di lewati Ada banyak kata tanpa membawa solusi melainkan polusi Teman terbaik ialah cacian dan solusi, bukannya malah mencaci lantas pergi. Pergi saja dari dunia, bila kau sukar dan takut menghadapinya Duduk saja menjadi anak mama, bila kau takut dengan kejamnya dunia Faktanya percaya kemudian terbohongi sudah menjadi laku manusia Realitanya berharap kemudian tersakiti sudah terjadi setiap harinya. Tetaplah bodoh saja, bila hanya bersedih dengan yang sudah terjadi Tetaplah menjadi anak mama saja, bila tidak belajar dari semua hikmahnya Hidup memang banyak membuat luka, akan tetapi bukan untuk menghentikan langkah kaki. Hidup memang akan terus membunuhmu, bila kau tidak belajar bersyukur dan meni...

Aku dan kamu

Aku & kamu Oleh: ALR Kau manusia atau apalah Kau orang atau mengertilah Memahami antara aku dan kamu menjadi kita Tentu, bukanlah perkara yang mudah Ada banyak hutan di dalam hati yang harus di jarah Ada banyak barang kenangan yang harus di ikhlaskan atau taruh di tempat sampah Dan tentunya aku dan kamu membangun untuk kebaikan berdua Aku dan kamu ialah hutan yang pernah terbakar Perlu air dan tumbuhan untuk menghidupkan kembali Aku dan kamu ialah sepasang pasangan yang pernah memiliki kenangan Perlu saling memahami dan menyangi agar mampu berjalan beriringan Ini semua tentang kita, yang harus di tata Ini semua tentang yang sudah terjadi, yang harus di perbaiki Faktanya kita ialah sepasang yang penuh dengan masalah Tergantung bagaimana melihat semua ini, menjadi musibah kah? Atau menjadi ijab di pelaminan yang sah. Jaya Bhakti 25 Juni 2020

Orang Tua

Langkah kakinya yang kian mulai lunglai Tatap matanya yang mulai merabun Kulitnya yang mulai mengkerut Dan tanaganya yang mulai melemah. Merekalah orang tua Tak ada yang di tunggunya, kecuali Kematian yang pasti akan datang Tak ada yang di tunggunya, kecuali Besar & Kebahagiaan anak-anakNya. Merekalah orang tua Yang menantikan kepulangan mu, Tak peduli Seberapa jauhnya merantau mu. Yang menunggu mu kabar dari mu Sabar,Sekalipun kalian tak menelpon. Yang selalu merindukan mu, Walau terkadang tak terucapkan dgn lisan. Merekalah orang tua Yang ketika kalian masih kecil Membersihkan baju mu, agar tidak kotor Memandikan diri mu, agar bersih & sehat Bahkan, yang menyuapkan makan untuk mu. Merekalah orang tua Yang percaya pada mu bagaimanapun keadaan mu, Sekalipun ribuan di luar sana berusaha menjauhi mu. Yang berusaha dgn keras demi kebutuhan dan keinginan mu. Bahkan, mereka yang selalu ada kapan pun kalian butuhkan. Selalu sehat ya, Pahlawan ku Kini izinkan kami anak-anak mu ...

Lingkar Lara

lingkar lara kembali menyapa menguak duka di balik tawa manusia tentang cinta yang berubah menjadi tinta atau rasa yang berubah menjadi aksara. aku kertas putih dan kau tinta hitam basah, kita pernah menjadi sepasang kasih sebelum menjadi sebuah kisah. Aku tanah kering dan kau embun yang bening kita pernah tertawa bercanda nyaring sebelum akhirnya bisu dan hanya saling menghening. tapi di sini aku masih saja tak mengerti mengapa merindu mu rasanya begitu nyeri, menyengat hati dan ruas ruas nurani, hingga mungkin mampu menghentikan denyut nadi mengapa datang, bila akhirnya pergi? mengapa berjanji, bila akhirnya lari? mengapa memeluk, bila akhirnya menusuk? dan mengapa menunjuk,bila akhirnya mengutuk? Beberapa waktu lalu, aku masih di sini masih setia membodohi hati berpura pura bahwa kau akan kembali lagi. lagi dan lagi aku menyemai Harap yang lagi lagi hanya melahirkan alergi. Ku kira kau matahari, yang mampu menerangi tapi tanpa bisa ku miliki. Ku kira kau cahaya, yang mengua...