Postingan

Salah & Lebur

Oleh: LUQMAN NEGARA Dabuk Rejo, 2 Oktober 2024 Bagaimana mau mengenal yang maha benar.  Kalo diri sendiri tak mau di salahKan & merasa paling benar? Faktanya menjadi baik itu bukanLah perkara sulit, yang sulit ialah menjaga agar selalu berbuat baik. Setelah mendapatkan sesuatu, mampukah menjaga agar selalu utuh & tak rusak? Manusia hanyaLah manusia, sebab ia lupa, salah & bahkan berdosa ituLah yang membuat ia menjadi manusia. Manusia akan selalu menjadi tidak tau & bertanya-tanya dgn smua hal. SekaliPun ia sdah menguasai & menjadi ahli, akan tetapi secara menusiawi bisa lupa atauPun amnesia. Tanpa pertolongan/ma'unah sang kuasa, Manusia hanyaLah bangkai yang bernyawa. Memahami tanpa menjalani itu layaknya berkata api itu panas tapi tak pernah merasakan perih karna terbakarnya. Perkara rasa beda orang tentu beda cerita, akan tetapi yang mampu menjadi bersama ialah perjalanannya. Jangan terlalu mengeluh & menggrutu mululu, Sebab ada banyak cobaan yang belum di

Tanah Ibu Pertiwi

Oleh: LUQMAN NEGARA Sukaraja, 12 Sept 2023 Tanah ini dahulunya subur Sesubur cinta seorang ibu terhadap anaknya Tanah ini dahulunya masyhur Semasyhur cinta Nabi terhadap ummatnya Tanah ini juga di sebut tanah para wali & ulama Karna kuat & kokohnya pewaris nabi di negri ini Tapi itu dulu, Sebelum ketamakan pemimpin  Merajalela Tapi itu dulu, Sebelum para pemimpin Lupa akan kasih sayangnya Bila hilangnya ilmu di tandai dgn wafatnya  Para ulamanya.  Maka Gersangnya bumi  di tandai dgn noda  dosa penghuninya. Kesengsaraan bumi di tandai dgn cinta yang kehilangan rasa sayangnya.  Ibu Pertiwi telah meringis & menangis Karna anak semata wayangnya terluka Ibu Pertiwi mengiba karna terjajahnya Penduduk sebab sikap pemimpinnya Marilah Sejengkal demi jengkal melangkah  Marilah perbarui diri untuk Berubah & Berkiprah Bergeraklah untuk melindungi & melestari Warisan kakek moyang tak hanya untuk di bangga saja, Melainkan untuk di jaga & di cinta

Candanya Cinta

 Oleh: LUQMAN NEGARA Jaya Bhakti, 3 Sept 2023 Sesampainya & Semampunya ku lalui.  Terkadang terbesit ingin Mengeluh tapi Lisan masih saja Keluh. Terkunci & terkatup rapat untuk tidak ber-sependapat. Tak mau menyampaikan kesuh & kesahnya menjadi kisah. Hati slalu berbisik lirih seraya berkata:  "Kau kuat & pasti sanggup melewatinya". Semua tersimpan dalam sebongkah Hati dgn rapat. Yang hanya selalu berdiskusi rapi dalam rapatnya antara Hati & Fikiran. Semua tercurah & terarah dalam dekapnya peluk pada sujud. Wahai pemilik Langit & Bumi Wahai pemilik semsta & isinya Wahai pemilik raga mungil ini Saat ini yang ku miliki hanyaLah engkau saja. Saat ini yang berharga hanyaLah engkau saja.  Maafkan hamba bila masih saja mengeluh dgn candanya cinta yg ku terima. Ku tau, Engkau hanya ingin diri ini layak sebagai yang engkau cinta. Ku tau,  Haqqul yaqin mu lebih dari yang hamba kira. Tak lain hal ku mohon pada mu, kuat-kan, kokoh-kan & lindungi hamba

Siapa Diri & Rindu

  Oleh: LUQMAN NEGARA Jaya Bhakti, 1 Agustus 2023 Siapakah diri mu? Seluruh alam semesta mengenal nama mu Siapakah diri mu? Seluruh penduduk Langit & Bumi  menyebut-menyebut nama mu.  Bahkan mengagungkan mu Siapkah diri mu? Berjuta orang siap mati untuk kehormatan mu Siapakah diri mu? Yang hanya menyebut asma mu saja.  Tetesan-demi tetesan air mata terjatuh karna merindukan mu. Adakah rindu sbelum bertemu? Frasa ku berkata tidak, pastinya dulu pernah berjumpa walau tidak di dunia. Mampukah mencintai sebelum berjumpa? Hati ku berbisik tidak, pasti di lain alam kehidupan  ada jumpa yang tak tersaksi oleh mata,  Tapi tersaksi oleh Jiwa. Siapakah diri mu? Kenapa begitu dahsyat & menderu, Kala diri ini merindukan mu. Ada Unik & Pelik dalam merindukan mu. Seolah Membimbing seorang yang tak kenal menjadi ingin menggali & mengenali, Bahkan meneladani. Seolah Perkara yang merusak rindu menjadi berjarak & rusak Mulai terasingkan oleh keburukan & dekat dengan kebaikan Bahk

Dekap & Harap

Leba Nakar 1 Juli 2023 Oleh: LUQMAN NEGARA Dahulu pernah ku kekang malam Dgn harap ku agar tak terjengkang Dahulu pula pernah ku peluk rembulan Dgn kira ku hangatnya ialah benar kebutuhan Lamunan ku hanyut tanpa tau sisi sudut Malam ku begitu lembut tapi masih saja berkabut Menari ku dalam dunia mimpi yg tak kenal tepi Terbuai ku dalam dunia ambisi tanpa kenal isi Arah ku tanpa ranah, marah ku ber-amarah tapi tanpa ber-kiprah. seolah aku lupa diri sendiri dan bahkan tak tau siapa diri ini.  Perlahan lahan mata ku pejamkan Dalam gelapnya pejam ku ratapi Semua harap yg tak pernah menjadi terhajat Tak tersadar bahkan lupa tak tersandar Air mata ku jatuh hati ku pun terasa teriris Nafas ku terasa sesak bahkan suara ku terisak Dalam sedalamnya ku rasa begitu sangat teriris dan begitu tragis. dalam dekapnya yg lupa tanpa adanya harap kepadanya Hati ini berkata dgn takdirnya “Ampuni diri ini Ya Allah Ya Rabbi Lupa akan engkau bahkan memelalaikan engkau. Sedangkan engkau begitu dekat bahkan be

MENANGISLAH

Oleh: LUQMAN NEGARA Leban Nakar, 21 Juni 2023 Menangislah bila dgn menangis mampu membuat mu tenang. Menagislah bila dgn menangis mampu membuat mu Menepi dari keramaian.  Menagislah bila dgn menangis mampu membuat mu Meletakan duniawi & ingat akan ukhrowi. Menagislah bila dgn menaangis karnanya hingga membuat mu ingat kepada sang semesta.  Menagislah bila dgn menangis mampu menyadarkan mu. Bahwa kau & dirinya hanya mampu mencintai bukannya memiliki. Tangkai Mawar memanglah berduri. Tapi perlu kau tau, di atasnya ada bunga yang semerbak wangi & merona lagi memanja.

Rela & Ikhlas

Oleh : ALR Jaya Bhakti, 27 Feb 2023 Bila Ikhlas ialah pucak tertinggi dari pada Menyangi. Maka MeRelakan ialah dasar awal dalam sebuah Keikhlasan. Saat Upaya mu sudah maksimal untuk bersatu & bertemu, Tetapi semesta memilki Ribuan cara agar kau mau mengalah & berhenti melangkah. Akui saja memang keadaannya tak  memungkinkan untuk bersua & bersama. Pernah sdikit menggerutu dalam dekapnya Rindu, Kenapa Semesta bangunkan Megahnya Rasa bila kemudian tak mampu untuk Hidup Bersama. Sontak Hati ku berkata: Bila ku Suguhkan Perak & Emas sebagai Mahar, Maka mampu pula ku suguhkan Kelopak Mawar sebagai Penawar. Seberapa jauh pergi. Rasa tetap membuat kembali pada titik yang sama, Entah angin apa yang membawa diri-nya. faktanya ia selalu kembali, ia layaknya Bumerang. Karna Sekuat apa-pun ku melempar dan melepas ia juga akan datang dengan begitu kuatnya pula. Berdua hanya saling membohongi diri dan selalu bertarung dengan Takdir. Terlepas Megah dan Besarnya rasa untuknya, Faktany